BLOGGER TEMPLATES AND MySpace 1.0 Layouts »

Minggu, 03 Januari 2010

Teman Dari Dunia Lain
Prolog....
Banyak orang mengumpul dirumah yang ada dibelakang sekolah. Karena sudah lama tidak dihuni orang,wargapun membongkar rumah itu. Saat membongkar rumah itu,para tukang menemukan sebuah peti. Setelah dibuka,isinya seorang mayat perempuan yang diduga murid dari SMP MULYA II. Para guru mendatangi tempat tersebut. Salah satu dari guru guru tersebut adalah wali kelasnya. Memang sempat dikabarkan ada siswi kelas 7A yang menghilang. Namanya Rahma. Ciri cirinya sama dengan mayat tersebut. Segeralah mereka memakamkannya.

Awal mulai
Tak seperti biasanya,sekolah menjadi sepi. Tapi aku terus melangkahkan kaki untuk masuk kedalam sekolah. Setelah aku masuk kekelas,ada satu murid yang sudah datang. Sepertinya,dia datang paling awal. Namanya Adit. Dia sahabat yang paling baik yang aku punya.
Beberapa saat kemudian murid murid lainnya datang. Pelajaran dimulai. Tiba tiba ibu guru memperkenalkan murid baru,bernama Rahma.
Jam istirahat tiba,aku dan Adit berkenalan dengan Rahma. Setelah aku bersalaman dengan Rahma,aku merasa ada yang aneh. Tangannya dingin seperti es,tangannya juga agak kaku,tubuhnya putih seperti mayat saja dan waktu aku deket ama dia,bulu kudukku berdiri semua. Tapi,aku mengabaikan itu.
Aku,Adit dan Rahma pulang sama sama. Kami berpisah dengan Rahma di pertigaan jalan.
“Lho. Lihat! Rahma kok menuju arah itu?” tanya Adit yang melihat Rahma menuju arah makam.
“Alah,mungkin dia mau ziarah dulu ke makam orang tuanya kali.” Jawabku asal.
Pagi harinya,kami bertiga pergi ke kantin.
“Kamu mau pesan apa,Ma?” tanyaku kepada Rahma.
“Tidak usah. Tadi aku sudah makan dirumah.” Kata Rahma.
Akhirnya aku dan Adit saja yang makan. “Rahma,kemarin waktu pulang sekolah kok kamu mengarah ke jalan yang menuju makam sih?” tanya Adit penasaran.
“Ehm...aku lagi ziarah ke makam orang tuaku.” Jawab Rahma dengan lembut.
“Nah,apa kubilang? Bener kan? Ha...ha...ha...” Aku senang karena jawabanku kemarin betul.
Waktu pelajaran bahasa jepang,Rahma sangat mahir mengucapkan bahasa bahasa yang sangat sulit itu. Dia memang anak yang cerdas,lembut,penuh pengertian dan baik hati. Saat pulang sekolah,kami pulang bersama sama lagi. Tapi,lagi lagi Rahma mengarah menuju makam. “Eh,kenapa setiap hari dia menuju arah itu? Kalo ziarah,gak mugkin setiap hari.” “Mungkin rumahnya ada didekat sana kali.”
Keesokan paginya,Adit bertanya lagi kepada Rahma. “Rahma,kenapa setiap pulang kamu pergi kemakam? Masa ziarah setiap hari?” “Oh iya,aku belum cerita ya? Rumahku sebetulnya ada didekat sana.”
“Yes. Jawabanku betul lagi! Adit lihat,jawabanku betul kan?”Tapi,aku heran,kenapa jawabanku slalu betul?.
“Kenapa sih jawabanya Cantika selalu betul?huh...!” gumam Adit yang iri karena jawabanku slalu betul.

Petualangan Kami
Suatu hari ketika kami pergi keruang komputer,kami menemukan sebuah dokumen. Isinya sebagai berikut:

Nama siswa siswi yang hilang:
1. Diah Ningsih 12-05-2004
2. Riyanti 10-10-2004
3. Beni Pamungkas 11-11=2005

Belum selesai kami membacanya,tiba tiba Rahma merebutnya dan menyobeknya menjadi kertas kertas kecil.
“Kamu kenapa sih?” bentak Adit kepada Rahma.
“Hiks....hiks...” Tiba tiba Rahma meneteskan air matanya.
“Rahma,kamu kenapa?” tanyaku padanya.
“Aku gak mau baca itu,itu dokumen sial. Karena mencari para siswa yang hilang itu orang tuaku meninggal.”jawabnya dengan menangis.
“Baiklah Rahma. Tidak apa apa. Aku mengerti.” Kataku sambil menenangkannya.
Adit mencari cari dokumen lagi. Yang kami temukan sebagai berikut:

Catatan Siswa
Aku Wati,salam kenal. Aku kelas 7A. Aku menguasai berbagai bahasa. Bahasa Jepang,bahasa Inggris,Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Aku tinggal dibelakang sekolah bersama kedua orang tuaku. Guru yang paling baik,menurutku adalah pak Ridwan,wali kelasku.

Aku dan Adit kaget membaca dokumen itu.”kenapa namanya kok di blok?”bingung Adit. “Dia pintar Bahasa. Mirip kayak kamu. Bagaimana kalo kitaselidiki?”usulku.
“Benarkah? Mungkin itu hanya kebetulan. Lagipula,itu kan dokumen lama. Mana mungkin,rumah yang dia tempati masih ada?” jawab Rahma. “Baiklah,tidak jadi.” Jawabku.
Karena penasaran,aku dan Adit berniat untuk menyelidikinya. Pulang sekolah kami tidak bersama Rahma. Kami langsung pergi ke belakang sekolah. Pada saat itu Rahma sudah pulang.
Ternyata benar. Ada reruntuhan bekas bangunan rumah dibelakang sekolah. Kami berdua ingin masuk. “Jangan masuk!!” Terdengar suara. Itu adalah penjaga sekolah.
Penjaga sekolah itu mendekati kami dan bercerita tentang rumah itu.
“Sebetulnya,dulu rumah itu dihuni keluaraga yang hidupnya bahagia. Tapi beberapa hari kemudian orang tua si anak bertengkar besar. Entah apa penyebabnya. Lalu,saat orang tuanya saling lempar barang,tanpa sengaja sebuah guci melayang dan mengenai kepala si anak dan anak itu meninggal ditempat. Karena takut,orang tuanya menyimpan si anak di sebuah peti dan ditaruh digudang. Lalu,orang tuanya pindah dan meninggalkannya di rumah itu. Warga memang sempat membongkar rumah itu,dan menemukan mayat si anak. Katanya anak itu juga salah satu murid SMP MULYA II.” Jelas bapak itu.
“Siapa nama anak itu?” tanya Adit. “Saya juga tidak tahu. Saya permisi.” “terima kasih pak” kami mengucapkan terima kasih kepada bapak itu.
“Kasihan ya anak tadi,meninggal karena ketidak sengajaan orang tuanya. Aku merasa sedih.” “Tapi orang tuanya juga kebangetan,masa anaknya gak disemayamkan dengan baik. Malah ditinggalin gitu aja.” Adit kesal.
Kami pulang menelusuri jalan yang mulai gelap. Kami memandang setiap arah. Saat menoleh kebelakang tiba tiba,aku merasa ada perempuan berbaju putih lewat di depanku. Tak berapa lama,para arwah berdatangan. Mulai dari pocong,tuyul,kuntilanak dll. Sekilas nampak wajah Rahma diantara arwah arwah itu. Dan dalam 1 kedipan Rahma menghilang. Tapi tidak begitu dengan arwah yang lain. Mereka tidak mau pergi dari kami. Kami sudah dikepung. Kami berusaha lari. Pada saat lari,Adit terjatuh dan para arwah itu semakin mendekat.”hen..ti...kan!!” terdengar suara arwah lain. Seketika arwah arwah itu menjauh. Kami pun segera pergi. Ditengah jalan,kami berpapasan dengan Rahma.
“Lho kalian dari mana? Kok lari lari?” tanya Rahma.
“Tadi kami berdua habis jalan jalan dulu. Tapi waktu kami sampai di pertigaan menuju rumahmu,kami dikepung oleh beberapa arwah.”jelas Adit.
“Arwah? Kalian pasti mimpi deh. Mana ada arwah sih? Jaman gini,masih percaya aja yang gituan.” Rahma tidak percaya.
Setelah kami menjelaskannya pada Rahma,kami berdua pulang. Sesampainya dirumah,aku dimarahi mamaku. Karena pulang malam. Aku menjelaskannya pada mama,tapi tidak percaya.
Besok adalah hari Minggu,aku,Rahma dan Adit akan janjian pergi kerumah Raka. Rumahnya ada dibelakang sekolah,didekat reruntuhan rumah yang kemarin aku dan Adit datangi.
Kami bertiga pergi kerumah Raka. Tiba tiba Rahma berhenti didepan reruntuhan rumah itu.
“Ada apa? Kok berhenti?” tanyaku padanya.
“Gak. Ayo kita kerumah Raka!” jawabnya.
Kami sampai dirumah Raka,kami menanyakan tentang rumah disamping rumahnya. Tapi, jawabannya sama aja dengan penjaga sekolah. Dia juga tidak tahu sapa nama anak yang meninggal itu dan nama orang tuanya.
“Kira kira siapa yang tahu?” tanya Adit.
“Aku tahu. Anak itu bernama Wati. Ayahnya Alfian dan ibunya Sofia. Orang tuanya bertengkar karena sang ayah dituduh selingkuh dengan teman kantor ibunya. Tapi ayahnya tidak terima. Terjadilah pertengkaran itu.” Sahut Rahma.
“Dari mana kamu tahu? Penjaga sekolah yang sudah lama saja tidak tahu apa penyebabnya. Kamu kok tahu? Apa kamu saudaranya?” tanyaku.
“memang benar. Aku adalah teman baik Wati. Pada saat kejadian aku ada di depan rumahnya. Aku melihat kejadian itu dari jendela.” Balasnya
“Lalu,siapa yang melempar guci hingga mengenai kepala Wati?”Tanya Raka.
“Ayahnya. Waktu itu ayahnya ingin melemparkannya kepada ibunya. Tapi terkena kepalanya Wati saat melerai mereka berdua.” Jawab Rahma.
“Lalu,kenapa orangtuanya meninggalkan Wati dirumahnya?”giliranku.
“Aku tidak tahu.” Kali ini Rahma tidak bisa menjawab.
“Kita harus menyelidikinya.” Usul Adit.
Aku dan Raka mencari informasi keberadaan orang tuanya. Sedangkan Adit dan Rahma menyelidiki tempat kejadian.
Sore harinya kami ngumpul. “Gimana,udah dapat info?” tanya Adit pada kami.
“Belum. Kamu udah menemukan sesuatu?”
“juga belum.”
“hah....” kami bertiga menghela nafas dalam dalam. Hanya Rahma yang masih kelihatan serius.
Keesokan harinya kami mencari Informasi. Aku dan Raka mendapat informasi keberadaan orang tua Wati.”Cantika! Aku dah tahu keberadaan orang tuanya.” “Bagus Raka. Ayo segera kesana.” Ayo.
Kami mendatangi rumah orang tua Wati. “Ada apa dek?” “apa benar ini rumah pak Alfian dan bu Sofia?” “Iya. Saya bu Sofia” jawab wanita itu.
“Apa ibu punya seorang anak perempuan?” “Iya. Dulu saya punya. Tapi sudah meninggal beberapa tahun lalu.” “begini bu,kami berdua ini sebenarnya ingin tahu mengapa ibu dan pak Alfian meninggalkan jasad Wati?”
“Sebetulnya,saya tidak setuju meninggalkannya. Tapi ayahnya memaksa ibu untuk pindah.”
“Apa ibu tidak menyesal?”
“Saya sangat menyesal. Saya ingin minta maaf sama dia. Dia anak satu satunya yang saya punya. Anakku.” Kata ibu itu sambil menangis.
“Tapi mau bagaimana? Menyesal juga sudah terlambat. Oh iya,kenapa ibu tidak ketempat ibu tinggalkan Wati?” usul Raka.
“Raka,usul kamu bagus juga. Bagaimana? Ibu setuju? Sekalian saja pak Alfian diajak.” “Sebetulanya pak Alfian juga sudah meninggal beberapa hari setelah pindah rumah.”
Kami pergi ketempat kejadian. Tapi,setelah meliahat ibu Sofia,Rahma pergi. Seperti ketakutan. “Wati!! Maafkan bunda nak. Bunda terpaksa meninggalkanmu karena paksaan ayahmu nak. Wati kini,ayahmu telah mendapat balasan setimpal dengan apa yang telah ia lakukan padamu. Maafkan Bunda. Bunda tidak dapat menyelamatkanmu.”
“Bun...da....!! aku..sayang...Bunda...!! bunda....jangan..tinggalkan Wati lagi...!!” terdengar suara. “Bunda tidak akan tinggalkan kamu lagi. Bunda akan tinggal disini lagi nak.”
Beberapa hari kemudian rumah itu dibangun kembali. Ibu Sofia tinggal bersama Arwah anaknya.
Sejak kejadian itu Rahma tidak pernah mucul beberapa hari. Aku,Raka dan Adit pergi keruang komputer. Kami membuka beberapa dokumen. Termasuk dokumen yang telah disobek Rahma beberapa hari lalu. Isinya adalah sebagai berikut:

Nama siswa siswi yang hilang:
1. Diah Ningsih 12-05-2004
2. Riyanti 10-10-2004
3. Beni Pamungkas 11-11-2005
4. Puspita 11-12-2005
5. Rahma Wati 12-12-2005

Ternyata ini penyebab Rahma menyobek kertasnya. Ternyata Rahma adalah murid lama di SMP MULYA II ini yang pernah hilang. Kami terus mencari informasi tentang Rahma. Inilah yang kami dapat:

Salah Satu Siswi Yang Hilang Diduga Meninggal

Desember,20 2007
Banyak warga mengumpul disebuah rumah yang akan dibongkar. Mereka menemukan seorang mayat perempuan yang diduga salah seorang murid SMP MULYA II. Ciri ciri: berambut pendek,kurus,tinggi,langsing dan memiliki bekas luka dibelakang telinga. Ternyata benar,anak ini salah satu murid yang hilang,bernama Rahma Wati.

“Rahma Wati? Jadi,sebetulnya nama asli Rahma adalah Rahma Wati?” kami bertiga saling pandang. “kalo benar itu Rahma teman kita,lalu siapa yang selama ini kita panggil Rahma itu?” kami saling pandang lagi. “Kita baca sekali lagi!”
Kami mendapat info lagi:

Diduga Hidup Lagi

September,15 2009
Beberapa orang melihat ada anak yang mirip dengan Wati,Sangat mirip. Bersama ketiga temannya,dia berkumpul di belakang sekolah. Pada saat ibu Sofia datang bersama kedua temannya. Dia langsung pergi. Ada juga yang melihat dia menghilang,lalu mengeluarkan suara hantunya.

“Raka,Adit! Itu kan peristiwa beberapa hari yang lalu.” Tanyaku pada keduanya.
“benar. Berarti....” Adit ketakutan. “Rahma itu adalah.....”aku yang ketakutan.”Wati!!” sahut Raka.
Kami segera mematikan komputer dan keluar dari ruangan. Seketika langit jadi mendung,gelap dan matahari tak terlihat. Kami segera berlari kerumah Raka. Sampai didepan rumah bu Sofia terdengar suara jeritan”ahh....!!!” kami memutuskan untuk masuk. Kami tidak melihat seorang pun. Bu Sofia pun juga tidak ada. Kami berjalan keruang tengah. Ternyata......sedang ada pesta para hantu. Disana nampak Rahma. “ssstt. Kalian lihat. Mereka sedang pesta. Jangan sampai kita mengganggu.” Bisik Raka pada kami. Kami mencoba mengendap endap keluar. “Adit,Raka,Cantika! Lagi apa kalian?” Arwah Rahma mendekati kami. “Eh,Rahma. Kami cuma mau main kerumah Wati.” “Teman teman maaf ya,kalo selama ini aku bohong. Aku ini Wati. Aku sudah meninggal 2 tahun lalu. Aku hanya ingin menemukan orang tuaku. Jadi aku menyamar.” “Kami mengerti Rahma maksudku Wati.” Raka salah panggil. “Panggil Rahma juga tidak apa.” “ha...ha...ha...”
Akhirnya kami ikut pesta bersama para hantu. Walaupun aku takut,tapi gak mungkin aku menolaknya. Kan yang ngajak Rahma.
1 minggu kemudian, saat aku,Adit dan Raka ke makam Rahma. Ada beberapa arwah yang mengejar kami. Rahma datang dengan sosok arwah lalu menolong kami. “Wah,sekarang kamu jadi polwan hantu ya?” “kalian ada ada saja.”
Kami jalan jalan bersama Rahma. Walaupun sekarang dia bukan manusia lagi,tapi kami tetap berteman.
Setiap malam,slalu ke makam Rahma dan bermain bersamanya. Walaupun harus dikerjain sama arwah brandalan itu. Sejak kami bertiga punya teman dari alam lain,kami tidak takut lagi dengan arwah atau hantu. Malah kami bersahabat. Tapi,aku gak mau berteman sama pocong. Jadi,aku slalu dikerjain Adit dan Raka. Mereka menyuruh teman pocong mereka menakutiku. “ Adit,Raka!!! Akan kubalas kalian!! Tante kunti,serang mereka!!!” karena jumlah pocong lebih sedikit dari kunti,Raka dan Adit kalah. Mereka berdua dijewer sama para kunti.
“Ampuuunnnn!!!” jawab mereka berdua kesakitan.
Pada malam minggu kami tidak kemakam. Karena malam minggu,makam itu ramai. “bosan...gak bisa main sama Rahma.” Kesalku. “Mau gimana? Kalau malam minggu kan ramai. Gak mungkin kita bisa main sama mereka.” Raka menghibur. “kita kerumah Rahma yuk!!” saran Adit. “benar juga. Dari rumahnya kita bisa panggil dia dari makam ke ruamhnya.” Kami pergi ke rumah Rahma.
“Lho kalian mau main sama Wati ya? Kalian kan tahu kalo malam dia main ke makam!” jawab Bu Sofia. “Aku pulang!” Rahma pulang. “Kenapa nak,kok murung?” “Wati gak bisa main. Habis,banyak orang.” “Kita main disini aja.” Usulku. “baiklah.
Walaupun kedengarannya ngeri”Berteman dengan hantu” tapi kita fine fine aja tuh. Pertama kali,emang ngeri. Tapi kan aku dah lama berteman sama Rahma waktu menyamar. Jadi gak ngeri lagi deh.


Teman Teman! Jika kalian sudah baca semua. Contohlah pertemanan mereka! Tidak memilih milih teman. Walaupun temannya dari alam lain,mereka tetap berteman. Amanat yang disampaikan adalah”Jangan Membedakan Teman” seburuk apapun dia tetaplah berteman dengannya. Dan “Jangan Pernah Takut Yang namanya Hantu!” karena manusia adalah makhluk paling sempurna. Merekalah yang akan takut pada kita.





Be Confident


Tsubame

0 komentar: